Biasanya kebanyakan masyarakat mengenal pramuka dengan kegiatan Kemping, baris berbaris, atau kegiatan seputar membidik kompas dan menghafal sandi sandi.
Namun berbeda dengan kegiatan Pramuka yang ada di Gugus Depan Kampun UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan nomor Gudep 07081-07082 Jakarta Selatan Racana Fatahillah- Nyi Mas Gandasari. Selain kegiatan kepramukaan melalui pengetahuan, kegiatan Pramuka disini sudah mencakup luas mulai dari pengetahuan, penelitian, pembinaan, pengabdian sesuai dengan Tri Bina Pramuka Pandega, bahkan aspek kesenian daerah pun amatlah menjadi kegiatan rutinitas di Pramuka Pandega ini.
Kesenian daerah yang sangat melekat di Pramuka Pandega UIN Syarif Hidayatullah (Red : Racana UIN Jakarta) ini salah satunya adalah Tarian, ya tarian. Pengurus yang bertanggung jawab dengan kegiatan tari ini disini disebut POKJA TARI dibawah kordinasi Pengurus Bidang Sosial dan Budaya. Karena Gudep ini termasuk Gudep yang berpangakalan Jakarta Selatan maka tarian yang dipakai oleh anggota pun adalah tarian betawi (betawi nama suku asli di jakarta), walaupun sebenarnya bidang tarian yang dipelajari tidak hanya tarian betawi, untuk meningkatkan bakat anggota boleh saja belajar tarian dari daerah manapun.
tarian betawi ini biasa digelar untuk acara acara resmi maupun non resmi, sebagai ciri Khas bahwa Racana di UIN Jakarta ini memakai adat betawi.
Tarian Betawi apa saja sih yang digeluti Pramuka UIN Jakarta ini? Nah ntuk saat ini, tarian betawi yang digeluti baru dua macam, tarian kreasi dan tarian cokek. tidak menutup kemungkinan di tahun tahun yang akan datang Racana UIN Jakarta menggeluti tarian tarian tradisional betawi yang lainnya seperti tari topeng, gambang kromong dll.
Tari Kreasi Betawi
Kenapa disebut tarian kreasi? karena koreografinya banyak yang diambil dari kumpulan tarian dan lagu yang diputarpun adalah kumpulan lagu medley betawi (serba serbilah ya kalau bahasa sederhananya). Makanya sekarang ini tarian kreasi betawi sangat beraneka ragam, biasanya beda kelompok tari beda gerakan, karena memang tarian ini bebas saja mau pakai koregrafi apa asal tidak merubah khas betawinya. Tarian kreasi betawi di Racana UIN Jakarta ini dikreasikan oleh kak asiyah dan anggota lainnya, kemudian secara turun temurun dilanjutnya oleh anggota anggota baru, lagu medley yang diputar dalam tarian ini digabungkan oleh Kak Robi masih anggota Racana UIN juga.
Busana penari yang dipakai dalam tarian ini hampir mirip dengan pengantin adat betawi, yang menjadi khasnya yaitu penutup muka atau ada juga tidak memakai penutup muka (karena modifikasi), namun tetap mengunamakan kekhasan pakaian betawi
Untuk pakaian bisa dilihat di gambar di bawah ini.
Tarian kedua, yaitu Tarian Cokek Betawi
Semua orang betawi pasti tahu yang namanya tarian ini. Karena ini agak sulit dipelajari, maka anggota Racana UIN Jakarta memanggil pelatih untuk belajar tarian ini, para anggota yang pertama kali belajar tarian ini Kak Lela, Kak Uwi, Kak rozak dan Kak Selamet, selanjutya diteruskan oleh anggota baru dengan rutin latihan di sanggar pramuka. (jadwal latihan sesuai kebijakan Pokja Tari saat menjabat di periode itu)
Apa sih arti tarian cokek betawi?
Kalau yang saya baca, kata cokek berasal dari bahasa Cina “CUKIN” yaitu selendang panjang yg berukuran kurang dari satu meter yang dipakai oleh para penari wanita untuk menggaet pasangannya.
Tarian cokek ini biasanya berpasangan. Konon katanya pada zaman dahulu tarian ini dikembangkan oleh para tuan tanah Cina dan sampai menjelang PD II kelompok tari ini masih dimiliki oleh orang-orang Cina peranakan. Ada pula yang mengartikan ‘cokek’ sebagai “penyanyi yang merangkap penari” dan biasanya cokek dipanggil untuk memeriahkan suatu hajatan atau perayaan. Para penari wanita selain menyemarakkan suasana pesta dengan nyanyian dan tarian, mereka juga membantu para tamu dalam perjamuan, misalnya menuangkan minuman, menambah nasi atau lauk-pauk dengan sikap luwes dan ayu.
yang membedakan Busana para penari cokek dan busana penari kreasi berupa baju kurung dan celana. Selebihnya hampir sama, selendang, hiasan sanggul dikepala dengan kembang kembang untuk mempercantik wajah penari.
Namun berkembang sampai saat ini dua tarian ini menjadi tarian tradisional daerah betawi yang sangat populer. Bahkan serinng diadakan lomba lomba tarian antar kecamatan, anatar sekolah, antar komunitas maupun antar daerah.
Nah buat kamu para mahasiswa UIN Jakarta yang ingin memperdalam tarian atau yang ingin belajar tari tarian betawi bisa ikut belajar dari anggota Pramuka UIN Jakarta loh… 🙂
Salam
(anggota Pramuka UIN Jakarta)
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.