Diposkan pada PENDIDIKAN, PENDIDIKAN MENTAL

Karena rasa takut dan rasa tidak percaya diri aku batal ikut Sekolah Dasar tahun itu

Pagi itu, hari dimana aku menginjjakan kaki ke sekolah dasar, tentunya diantar mama dong. Bagiku pagi adalah hal yang paling buruk, bagaimana tidak, aku harus bangun dan mengguyur semua badanku dengan air dingin..huft,, rasanya tak ingin menyaut suara mama yang sudah berulang kali membangunkanku dan hampir putus asa mungkin, sebenarnya aku dengar seruannya tapi membayangkan air dingin akh,,,,,rasanyaaa…!!! dan kejadian ini selalu berulang setiap hari dan setiap pagi.

Di sekolah banyak teman baru, ada yang aku kenal sebatas kenal, ada juga yang asing mungkin mereka dari kampung sebelah atau dari kecamatan lain. Rambutku yang keriting selalu dikuncir dua, mama yang kuncirin, aku?? Ah mana bisa (payah memang!!). Saat itu usiaku belum genap 6 tahun. Masih 5 tahun 6 bulan, karena bulan kelahiranku bulan desember, dengan membujuk dan merengek pada mama akhirnya aku bisa juga ikut sekolah di tahun ini.

Ibuguru yang baik dan cantik itu menuliskan lingkaran dan bentuk I di papan tulis, seraya menyuruh kami menulis bentuk yang sama di buku kami masing-masing, sambil menulis wajahku selalu ku palingkan ke arah jendela dimana wajah mamaku ada disana. Hatiku selalu was was jika mama tidak ada disana, membanyangkan aku ditinggalkan di sekolah sendiri sedangkan aku belum kenal dengan semua orang yang ada disini.

anak kecil nangis
ketika rasa takut dan gelisah itu mulai menghampiri, saat itu pula aku menangis

Keesokan harinya, aku masih diantar mama, saat itu mama meninggalkanku di sekolah untuk melanjutkan rutinitasnya, alangkah terkejutnya aku saat melihat mama hendak melangkahkan kaki (aku melihat dari dalam kelas..  hehhee), sambil menangis aku mengadu, maaa.. aku enggak mau sekolah sekarang, nanti aja sekolahnya kalo udah berani. Tanpa marah, mama mengiyakan dan pamit pada guru yang disana. Akhirnya aku batal sekolah di Pendidikan Dasar tahun ini. Perasaanku lega dan bahagia.

Hahaha, kalo inget ini terbahak bahak sendiri. membayangkan bagaimana rasa takut dan rasa tidak percaya diri selalu menghantuiku saat aku di dalam kelas dan mama tidak ada di balik jendela. Bagaimana tidak takut, banyak sekali orang yang berseragam sepertiku ada yang sudah besar ada juga yang masih sebaya denganku. Takut karena, nanti bagaimana jika aku dimusuhin, ditanya-tanya, tidak pede dengan dengan penampilanku, aku jelek yang lain cantik, aku bodoh yang lain pintar, aku tertinggal menulis sedangkan yang lain sudah selesai. Aaaaahhh…masih banyak ketakutan ketakutan yang lainnya, yang padahal itu ditimbulkan oleh fikiranku sendiri.

Padahal mama dan guru ngajiku serta teman-teman mama di pengajian bilang aku itu manis, dan cepat tanggap jika diberi pelajaran atau hafalan apapun. Ah tapi semua itu kalah dengan rasa takut dan rasa tidak percaya diri.

Mamaku tidak memasukkanku ke sekolah TK (Taman Kanak Kanak) terlebih dahulu dengan alasan semua kakakku juga langsung sekolah di Sekolah Dasar. Yang mungkin seharusnya aku mengenal lingkup sekolah yang kecil terlebih dahulu, agar aku bisa mengenal dan faham bagaimana cara berkenalan dengan teman sebaya.

Ini pelajaran yang amat berharga bagiku yang merasakan dan yang sekarang berstatus “Ibu”, tugas dan PR besar bagiku bagaimana membangun rasa percaya diri pada anak sedini mungkin.