Diposkan pada BAHASA ARAB, DOA MAKTSURAT, PENELITIAN

Logika Bahasa al-Qur’an (3)

oleh Dr. Muhbib Abdul Wahab, MA

Mengapa beberapa kata dalam al-Qur’an “tidak mengikuti” pola umum (qaidah muththaridah), atau mengapa ada “delasi” (hadzf) huruf tertentu, misalnya kata تتنزل عليهم الملائكة ألا تخافوا ولا تحزنوا dan kata تنزل الملائكة والروح فيها? Pola kata mudhari’ yang umum ada “tatanazzalu” (madhinya: tanazzala), bukan tanazzalu. Demikian pula kata لم تستطع عليه صبرا (al-Kahfi: 78) dan ذلك تأويل ما لم تسطع عليه صبرا (al-Kahfi: 82); pada ayat 78 ta’ pada tastathi’ tidak didelasi, sedangkan pada ayat 82 ta’-nya ditiadakan. Apa rahasia dan implikasi logis di balik fenomena ini?

Pada tatasan pelafalan, pengucapan, dan ekspresi, para ulama biasanya memahami fenomena itu sebagai ijaz (peringkasan, pemendekan) yang bertujuan untuk takhfif (peringanan, despensasi) dalam pelafalan. Namun argumen ini tentu tidak cukup, karena akan timbul pertanyaan, mengapa di satu ayat sebuah huruf tidak didelasi, sedangkan di ayat lain mengalami delasi.

Analisis yang relatif membuat kita memahami rahasia dan implikasi logis dari fenomena tersebut adalah sebagai berikut.

Menurut ulama balàghah, pemilihan تَنَزَّلُ dengan delasi salah satu tà’ pada surat al-Qadar tersebut menunjukan sedikit atau jarangnya malaikat turun, yaitu hanya pada lailatul qadar, terjadi sekali setahun dan hanya di bulan Ramadan saja. Jadi, salah satu rahasia mengapa ta’ didelasi dalam surat al-Qadar adalah menunjukkan kesesuaian(munàsabah) antara substansi ayat yang menunjukkan sedikitnya frekuensi malaikat yang turun, dengan pengurangan jumlah huruf pada verba تَنَزَّلُ tersebut.

Berbeda dengan تَتَنَزَّلُ pada surat fushshlat tersebut yang tà’-nya tidak didelasi, penyebutan tà’ sesuai dengan formula (wazn) tatafa’alu menunjukkan banyak frekuensi malaikat turun. Dalam konteks ini, dapat dipahami bahwa malaikat yang turun menghampiri orang-orang Mukmin pada saat kematian mereka untuk menyampaikan “kabar gembira berupa surga” itu sangat sering, bahkan setiap saat sepanjang tahun, tidak seperti lailatul qadar yang hanya sekali dalam setahun.

Bagaimana halnya dengan ayat 78 dan 82 surat al-Kahfi yang oleh Rasulullah SAW dianjurkan utk dibacanya setiap Jumat? Jawaban logisnya mudah-mudahan pada edisi berikutnya. Wallahu a’lam bi ash-shawab!

Diposkan pada DOA MAKTSURAT

DO’A AWAL DAN AKHIR TAHUN HIJRIYAH

DOA AKHIR TAHUN dibaca sebelum adzan maghrib dan DOA AWAL TAHUN dibaca setelah maghrib.

DOA AKHIR TAHUN :

وَصَلَّى الله ُعَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ ، اللَّهُمَّ مَا عَمِلْتُ فِيْ هَذِهِ السَّنَةِ مِمَّا نَهَيْتَنِيْ عَنْهُ فَلَمْ أَتُبْ مِنْهُ وَلَمْ تَرْضَهُ وَلَمْ تَنْسَهُ وَحَلُمْتَ عَلَيَّ بَعْدَ قُدْرَتِكَ عَلَى عُقُوْبَتِيْ وَدَعَوْتَنِيْ إِلَى التَّوْبَةِ مِنْهُ بَعْدَ جُرْأَتِيْ عَلَى مَعْصِيَّتِكَ ، فَإِنِّيْ أَسْتَغْفِرُكَ فَاغْفِرْ لِيْ . وَمَا عَمِلْتُ فِيْهَا مِمَّا تَرْضَاهُ وَوَعَدْتَنِيْ عَلَيْهِ الثَّوَابَ ، فَأَسْئَلُكَ اللَّهُمَّ يَا كَرِيْمُ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَاْلإِكْرَامِ أَنْ تَتَقَبَّلَهُ مِنِّيْ وَلاَ تَقْطَعْ رَجَائِيْ مِنْكَ يَا كَرِيْمُ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ .

DOA AWAL TAHUN :

وَصَلَّى الله ُعَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ ، اللَّهُمَّ أَنْتَ اْلأَبَدِيُّ الْقَدِيْمُ اْلأَوَّلُ، وَعَلَى فَضْلِكَ الْعَظِيْمِ وَجُوْدِكَ الْمُعَوَّلِ، وَهَذَا عَامٌ جَدِيْدٌ قَدْ أَقْبَلَ نَسْئَلُكَ الْعِصْمَةَ فِيْهِ مِنَ الشَّيْطَانِ وَأَوْلِيَآئِهِ وَجُنُوْدِهِ، وَالْعَوْنَ عَلَى هَذِهِ النَّفْسِ اْلأَمَّـارَةُ بِالسُّوْءِ وَاْلإِسْتِغَالَ بِمَا يُقَرِّبُنِيْ إِلَيْكَ زُلْفَى، يَا ذَا الْجَلاَلِ وَ اْلإِكْرَامِ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. وَصَلَّى الله ُعَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصَحْابِهِ وَسَلَّم و الحمد لله رب العالمين.